Selasa, 15 Maret 2011

Kearifan Cinta....

Ketika cinta, perhatian dan kasih sayang telah kita berikan, haruskah berbalas??dimanakah letak ketulusan??............


Hmm..cinta..
Cinta tak pernah salah, yang salah adalah keinginan kita agar cinta berbalas, karena ketika pembalasan menjadi suatu keinginan, maka yang akan muncul adalah peluang kekecewaan, sehingga membuat cinta seolah menyakitkan……….


Ungkapan cinta terkadang aneh, seperti layaknya matahari yang rela dibenci hanya karena terik yang dirasa, atau hujan yang hanya akan membuat dunia ini basah, padahal hanya dengan cara itu yang dia tau untuk ungkapkan perasaan cintanya pada manusia, pada bumi ini..……

Saudaraku, maafkan bila terikku menyakitimu, maafkan bila hujanku telah membasahimu, tapi hanya itu yang kutau tuk ungkapkan cintaku padamu ..........


Terlalu egois diriku ketika membenci terikmu..padahal mentari pagimu, lembayung senjamu......lebih panjang memancarkan keindahan.................

Kita membenci teriknya matahari, bila kita tidak memahaminya, bila kita paham dan telah lama bersama teriknya, kita takkan pernah ingin jauh darinya, walau hujan sedang dinanti……….

Maafkan juga kesempitan hatiku memaknai cintamu.................
Sering kusalahkan angin........ padahal pada kenyataannya keringanan isi dirilah yang membuat kuhilang....tertiup angin kecil...............

Gelora Cinta Abadi


Kearifan Cinta

CINTA yang dibangkitkan oleh khayalan yang salah dan tidak pada tempatnya bisa saja menghantarkannya pada keadaan ekstasi. Namun kenikmatan itu, jelas tidak seperti bercinta dengan kekasih sebenarnya kekasih yang sedar akan hadirnya seseorang

Nafsu

Nafsumu itu ibu segala berhala
Berhala kebedaan ular sawa
Berhala keruhanian naga
Itu ibarat perumpamaannya
Mudah sekali memecah berhala
Kalau diketuk hancurlah ia
Walau batu walaupun bata
Walau ular walaupun naga
Tapi bukan mudah mengalahkan nafsu
Jika hendak tahu bentuk nafsu
Bacalah neraka dengan tujuh pintu
Dari nafsu keluar ma’siat setiap waktu.
mencintainya ini
sebagaimana kenikmatan lelaki
yang memeluk tugu batu
di dalam kegelapan sambil menang
is dan meratap.
Meskipun dia merasa nikmat
kerana berfikir bahawa yang dipeluk adalah kekasihnya, tapi
jelas tidak senikmat
orang yang memeluk kekasih sebenarnya
kekasih yang hidup dan sedar.


Cinta

“Dia adalah, orang yang tidak mempunyai ketiadaan,
Saya mencintainya dan Saya mengaguminya, Saya memilih
jalannya dan Saya memalingkan muka ke jalannya. Setiap
orang mempunyai kekasih, dialah kekasih saya, kekasih
yang abadi. Dia adalah orang yang Saya cintai, dia
begitu indah, oh dia adalah yang paling sempurna.
Orang-orang yang mencintainya ada
lah para pecinta yang
tidak pernah sekarat. Dia a
dalah dia dan dia dan
mereka adalah dia. Ini adalah sebuah rahasia, jika
kalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya.

Kekasih

Tentang seseorang di pintu Sang Kekasih
dan mengetuk. Ada suara bertanya, “Siapa di sana?”
Dia menjawab, “Ini Aku.”
Sang suara berkata, “Tak ada ruang untuk Aku dan Kamu.”
Pintu tetap tertutup
Setelah setahun kesunyian dan kehilangan, dia kembali
dan mengetuk lagi. Suara dari dalam bertanya, “Siapa di sana?”
Dia berkata, “Inilah Engkau.”
Maka, sang pintu pun terbuka untuknya.

Mujahadah dan Makrifat

Makrifat itu pengenalan jiwa Mengenal jiwa dan mengenal Tuhannya Mengenal dengan sejelas jelasnya Tidak kabur tapi jelas nyata Mujahadah itu perjuangan dan usaha Makrifat itu menuai hasilnya Mujahadah itu dalam perjalanan Makrifat itu matlamat tujuan Makrifat itu pembuka rahsia Makrifat itu sendiri rasa Makrifat itu sagunya Mujahadah itu memecah ruyungnya.

Saatnya Untuk Pulang

Malam larut, malam memulai hujan inilah saatnya untuk kembali pulang. Kita sudah cukup jauh mengembara menjelajah rumah-rumah kosong. Aku tahu: teramat menggoda untuk tinggal saja dan bertemu orang-orang baru ini. Aku tahu: bahkan lebih pantas untuk menuntaskan malam di sini bersama mereka, tapi aku hanya ingin kembali pulang. Sudah kita lihat cukup destinasi indah dengan isyarat dalam ucap mereka Inilah Rumah Tuhan. Melihat butir padi seperti perangai semut, tanpa ingin memanennya. Biar tinggalkan saja sapi menggembala sendiri dan kita pergi ke sana: ke tempat semua orang sungguh menuju ke sana: ke tempat kita leluasa melangkah telanjang.

Kau dan Aku

Bahagia saat kita duduk di pendapa, kau dan aku, Dua sosok dua tubuh namun hanya satu jiwa, kau dan aku. Harum semak dan nyanyi burung menebarkan kehidupan Pada saat kita memasuki taman, kau dan aku. Bintang-bintang yang beredar sengaja menatap kita lama-lama; Bagai bulan kita bagikan cahaya terang bagi mereka. Kau dan aku, yang tak terpisahkan lagi, menyatu dalam nikmat tertinggi, Bebas dari cakap orang, kau dan aku. Semua burung yang terbang di langit mengidap iri Lantaran kita tertawa-tawa riang sekali, kau dan aku. Sungguh ajaib, kau dan aku, yang duduk bersama di sudut rahasia, Pada saat yang sama berada di Iraq dan Khorasan, kau dan aku. Cinta

CINTA yang dibangkitkan oleh khayalan yang salah dan tidak pada tempatnya bisa saja menghantarkannya pada keadaan ekstasi. Kau sudah banyak menderita Tetapi kau masih terbalut tirai’ Karena kematian adalah pokok segala Dan kau belum memenuhinya Deritamu tak kan habis sebelum kau ‘Mati’ Kau tak kan meraih atap tanpa menyelesaikan anak tangga Ketika dua dari seratus anak tangga hilang Kau terlarang menginjak atap Bila tali kehilangan satu elo dari seratus Kau tak kan mampu memasukkan air sumur ke dalam timba Hai Amir, kau tak kan dapat menghancurkan perahu Sebelum kau letakan “mann” terakhir… Perahu yang sudah hancur berpuing-puing Akan menjadi matahari di Lazuardi Karena kau belum ‘Mati’, Maka deritamu berkepanjangan Hai Lilin dari Tiraz, padamkan dirimu di waktu fajar Ketahuilah mentari dunia akan tersembunyi Sebelum gemintang bersembunyi Arahkan tombakmu pada dirimu Lalu ‘Hancurkan’lah dirimu Karena mata jasadmu seperti kapas di telingamu… Wahai mereka yang memiliki ketulusan… Jika ingin terbuka ‘tirai’ Pilihlah ‘Kematian’ dan sobekkan ‘tirai’ Bukanlah karena ‘Kematian’ itu kau akan masuk ke kuburan Akan tetapi karena ‘Kematian’ adalah Perubahan Untuk masuk ke dalam Cahaya… Ketika manusia menjadi dewasa, matilah masa kecilnya Ketika menjadi Rumi, lepaslah celupan Habsyi-nya Ketika tanah menjadi emas, tak tersisa lagi tembikar Ketika derita menjadi bahagia, tak tersisa lagi duri nestapa…


Kau dan Aku

Nikmati waktu selagi kita duduk di punjung, Kau dan Aku; Dalam dua bentuk dan dua wajah — dengan satu jiwa, Kau dan Aku. Warna-warni taman dan nyanyian burung memberi obat keabadian Seketika kita menuju ke kebun buah-buahan, Kau dan Aku. Bintang-bintang Surga keluar memandang kita – Kita akan menunjukkan Bulan pada mereka, Kau dan Aku. Kau dan Aku, dengan tiada ‘Kau’ atau ‘Aku’, akan menjadi satu melalui rasa kita; Bahagia, aman dari omong-kosong, Kau dan Aku. Burung nuri yang ceria dari surga akan iri pada kita – Ketika kita akan tertawa sedemikian rupa; Kau dan Aku. Ini aneh, bahwa Kau dan Aku, di sudut sini … Keduanya dalam satu nafas di Iraq, dan di Khurasan –

Kau dan Aku.

Tindakan Dan Kata-Kata Aku memberi orang-orang apa yang mereka inginkan. Aku membawakan sajak kerana mereka menyukainya sebagai hiburan. Di negaraku, orang tidak menyukai puisi. Sudah lama aku mencari orang yang menginginkan tindakan, tetapi mereka semua ingin kata-kata. Aku siap menunjukkan tindakan pada kalian; tetapi tidak seorang pun akan menyikapinya. Maka aku hadirkan padamu — kata-kata. Ketidakpedulian yang bodoh akhirnya membahayakan, Bagaimanapun hatinya satu denganmu.

Menyatu Dalam Cinta

Berpisah dari Layla, Majnun jatuh sakit. Badan semakin lemah, sementara suhu badan semakin tinggi. Para tabib menyarankan bedah, “Sebagian darah dia harus dikeluarkan, sehinggu suhu badan menurun.” Majnun menolak, “Jangan, jangan melakukan bedah terhadap saya.” Para tabib pun bingung, “Kamu takut? padahal selama ini kamu masuk-keluar hutan seorang diri. Tidak takut menjadi mangsa macan, tuyul atau binatang buas lainnya. Lalu kenapa takut sama pisau bedah?” “Tidak, bukan pisau bedah itu yang kutakuti,” jawab Majnun. “Lalu, apa yang kau takuti?” “Jangan-jangan pisau bedah itu menyakiti Layla.” “Menyakiti Layla? Mana bisa? Yangn dibedah badanmu.” “Justru itu. Layla berada di dalam setiap bagian tubuhku. Mereka yang berjiwa cerah tak akan melihat perbedaan antara aku dan Layla.”

‘Mati’ sebelum Engkau Mati

Tafsiran Muutu Qabla anta Muutu : Rumi (’Mati’ sebelum Engkau Mati) Kau sudah banyak menderita Tetapi kau masih terbalut tirai’ Karena kematian adalah pokok segala Dan kau belum memenuhinya Deritamu tak kan habis sebelum kau ‘Mati’ Kau tak kan meraih atap tanpa menyelesaikan anak tangga Ketika dua dari seratus anak tangga hilang Kau terlarang menginjak atap Bila tali kehilangan satu elo dari seratus Kau tak kan mampu memasukkan air sumur ke dalam timba Hai Amir, kau tak kan dapat menghancurkan perahu Sebelum kau letakan “mann” terakhir… Perahu yang sudah hancur berpuing-puing Akan menjadi matahari di Lazuardi Karena kau belum ‘Mati’, Maka deritamu berkepanjangan Hai Lilin dari Tiraz, padamkan dirimu di waktu fajar Ketahuilah mentari dunia akan tersembunyi Sebelum gemintang bersembunyi Arahkan tombakmu pada dirimu Lalu ‘Hancurkan’lah dirimu Karena mata jasadmu seperti kapas di telingamu… Wahai mereka yang memiliki ketulusan… Jika ingin terbuka ‘tirai’ Pilihlah ‘Kematian’ dan sobekkan ‘tirai’ Bukanlah karena ‘Kematian’ itu kau akan masuk ke kuburan Akan tetapi karena ‘Kematian’ adalah Perubahan Untuk masuk ke dalam Cahaya… Ketika manusia menjadi dewasa, matilah masa kecilnya Ketika menjadi Rumi, lepaslah celupan Habsyi-nya Ketika tanah menjadi emas, tak tersisa lagi tembikar Ketika derita menjadi bahagia, tak tersisa lagi duri nestapa…

Kembali Pada Tuhan

Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka, maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan. Begitulah caranya! Jika engkau hanya mampu merangkak, maka merangkaklah kepadaNya! Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk, maka tetaplah persembahkan doamu yang kering, munafik dan tanpa keyakinan; kerana Tuhan, dengan rahmatNya akan tetap menerima mata wang palsumu! Jika engkau masih mempunyai seratus keraguan mengenai Tuhan, maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja. Begitulah caranya! Wahai pejalan! Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji, ayuhlah datang, dan datanglah lagi! Kerana Tuhan telah berfirman: “Ketika engkau melambung ke angkasa ataupun terpuruk ke dalam jurang, ingatlah kepadaKu, kerana Akulah jalan itu.” Empat Lelaki Dan Penterjemah Empat orang diberi sekeping wang. Pertama adalah orang Persia, ia berkata, “Aku akan membeli anggur.” Kedua adalah orang Arab, ia berkata, “Tidak, kerana aku ingin inab.” Ketiga adalah orang Turki, ia berkata, “Aku tidak ingin inab, aku ingin uzum.” Keempat adalah orang Yunani, ia berkata, “Aku ingin stafil.” Kerana mereka tidak tahu erti nama-nama tersebut, mereka mulai bertengkar. Mereka memang sudah mendapat informasi, tetapi tanpa pengetahuan. Orang bijak yang memperhatikan mereka berkata, “Aku tidak dapat memenuhi semua keinginan kalian, hanya dengan sekeping wang yang sama. Jika kalian jujur percayalah kepadaku, sekeping wang kalian akan menjadi empat; dan keempatnya akan menjadi satu.” Mereka pun tahu bahawa sebenarnya keempatnya dalam bahasa masing-masing, menginginkan benda yang sama, buah anggur.

Jalan i

Jalan sudah ditandai. Jika menyimpang darinya, kau akan binasa. Jika mencuba mengganggu tanda-tanda jalan tersebut, kau melakukan perbuatan syaitan.

Siapa Di Pintuku?

Katanya, “siapa di pintuku?” Jawabku,”hamba-Mu yang lata,” Katanya, “urusan apa yang kamu punya?” Jawabku, ” ‘tuk mencumbu-Mu ya Rabb,” Katanya,”berapa lama bakal kau kembara?” Jawabku,”sampai Kau cegat daku,” Katanya,”berapa lama kau didihkan di api?” Jawabku, “sampai diriku murni,” “Inilah sumpah cintaku Demi Cinta semata Kutinggalkan harta dan kuasa.” Katanya, “kamu buktikan kasusmu Tapi, kamu takpunya saksi,” Kataku,”Tangisku, saksiku wajah pasiku, saksiku,” Katanya, saksimu takpunya sahsiah matamu membasah ‘tuk dilihat.” Jawabku,”atas kerahiman, adil-Mu Mataku cerah dan tanpa salah,” Katanya,”Apa yang kaucari?” Jawabku, “Kamu! ‘tuk jadi rekan dampinganku,” Katanya, “apa yang kamu mau dariku,” Jawabku,”Kemuliaan, kemesraanmu,” Katanya,”Siapa teman sekembaramu?” Jawabku,”Ingatan kepada-Mu, O Sang Raja,” Katanya, “Apa yang membuatmu ke mari?” Jawabku,”Kelezatan anggur-Mu,” Katanya, “Apa yang membuatmu puas?” Jawabku, “Dampingan-Mu Sang Maharaja” Katanya,”Apa yang kamu temui di sini?” Jawabku, “Seratus keajaiban,” Katanya,”Mengapa istana ditinggal porakperanda?” Jawabku,”Mereka takutkan perampok,” Katanya, “Siapa perampok itu?” jawabku,” Seseorang yang lari dari-Mu,” Katanya,”Tidak adakah keselamatan di situ?” Jawabku,”Dengan hadirnya Cinta-Mu,” Katanya,” Apa faedah yang kamu terima dari kehidupan?” Jawabku,”Dengan jujur kepada diriku,” Kini masa untuk menyepi. Kalau kukatakan padamu tentang intisari sebenarnya Kau bakal terbang, dirimu akan sirna Dan tiada pintu, tiada bumbung dapat menarikmu kembali.

Bahagia Sejenak

Bahagia sejenak kamu dan aku duduk di serambi kita dua, tapi satu roh, kamu dan aku kita rasa aliran air kehidupan di sini kamu dan aku dengan keindahan taman dan burungburung bernyanyi bintangbintang menatap kita dan kita menanyakan mereka ‘gimana mau menjadi bulan sabit kecil kamu dan aku bukan diri, bakal menyatu takberasingan, betapa spekulasi kamu dan aku. tiong syorgawi bakal retakkan gula waktu kita tertawa bersama, kamu dan aku dalam satu bentuk di muka bumi ini dan dalam bentuk lain di bumi manis di kebebasan waktu yang tak tecatat

Tanpa Cinta, Segalanya Tak Bernilai

Jika engkau bukan seorang pencinta, maka jangan pandang hidupmu adalah hidup. Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan dihitung pada Hari Perhitungan nanti. Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta, akan menjelma menjadi wajah yang memalukan dihadapanNya. Burung-burung Kesedaran telah turun dari langit dan terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari. Mereka merupakan bintang-bintang di langit agama yang dikirim dari langit ke bumi. Demikian pentingnya Penyatuan dengan Allah dan betapa menderitanya Keterpisahan denganNya. Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting dalam zikir hari yang kau gerakkan dari Persatuan. Lihatlah pepohonan ini ! Semuanya gembira bagaikan sekumpulan kebahagiaan. Tetapi wahai bunga ungu, mengapakah engkau larut dalam kepedihan ? Sang lili berbisik pada kuncup : “Matamu yang menguncup akan segera mekar. Sebab engkau telah merasakan bagaimana Nikmatnya Kebaikan.” Di manapun, jalan untuk mencapai Kesucian Hati adalah melalui Kerendahan Hati. Hingga dia akan sampai pada jawaban “YA” dalam pertanyaan : “Bukankah Aku ini Rabbmu ?” “Kisah Keajaiban Cinta”

Kamu pipa air yang kering dan aku hujannya/kamu kota yang hancur dan aku arsiteknya/tanpa khidmat padaku sang mentari suka cita/kamu takkan pernah mencicipi bahagia. Apa Yang mesti Ku lakukan

Apa yang mesti kulakukan, O Muslim? Aku tak mengenal didiku sendiri Aku bukan Kristen, bukan Yahudi, bukan Gabar, bukan Muslim Aku bukan dari Timur, bukan dari Barat, bukan dari darat, bukan dari laut, Aku bukan dari alam, bukan dari langit berputar, Aku bukan dari tanah, bukan dari air, bukan dari udara, bukan dari api, Aku bukan dari cahaya, bukan dari debu, bukan dari wujud dan bukan dari hal Aku bukan dari India, bukan dari Cina, bukan dari Bulgaria, bukan dari Saqsin, Aku bukan dari Kerajaan Iraq, bukan dari negeri Korazan. Aku bukan dari dunia ini ataupun dari akhirat, bukan dari Syurga ataupun Neraka Aku bukan dari Adam, bukan dari Hawa, bukan dari Firdaus bukan dari Rizwan Tempatku adalah Tanpa tempat, jejakku adalah tak berjejak Ini bukan raga dan jiwa, sebab aku milik jiwa Kekasih Telah ku buang anggapan ganda, kulihat dua dunia ini esa Esa yang kucari, Esa yang kutahu, Esa yang kulihat, Esa yang ku panggil Ia yang pertama, Ia yang terakhir, Ia yang lahir, Ia yang bathin Tidak ada yang kuketahui kecuali :Ya Hu” dan “Ya man Hu” Aku mabuk oleh piala Cinta, dua dunia lewat tanpa kutahu Aku tak berbuat apa pun kecuali mabuk gila-gilaan Kalau sekali saja aku seminit tanpa kau, Saat itu aku pasti menyesali hidupku Jika sekali di dunia ini aku pernah sejenak senyum, Aku akan merambah dua dunia, aku akan menari jaya sepanjang masa. O Syamsi Tabrizi, aku begitu mabok di dunia ini, Tak ada yang bisa kukisahkan lagi, kecuali tentang mabuk dan gila-gilaan. Nubuwah Cinta dari Rumi

Aku mati sebagai mineral dan menjelma tumbuhan, Aku mati sebagai tumbuhan dan terlahir binatang, Aku mati sebagai binatang dan kini manusia. Kenapa aku mesti takut? Maut tak menyebabkanku berkurang! Namun sekali lagi aku harus mati sebagai manusia, Dan melambung bersama malaikat; dan bahkan setelah menjelma malaikat aku harus mati lagi; segalanya kecuali Tuhan, akan lenyap sama sekali. Apabila telah kukorbankan jiwa malaikat ini, Aku akan menjelma sesuatu yang tak terpahami. O,..biarlah diriku tak ada! sebab ketiadaan menyanyikan nada-nada suci, “KepadaNya kita akan kembali.”

Rumi bernyanyi

Ngengat-ngengat, terbakar oleh cahaya obor di wajah Sang Kekasih, adalah pecinta-pecinta yang berdiam di tempat suci. Kalaupun kita dianggap gila atau mabuk, ini karena Pembawa Piala dan Sang Piala. Karena mulutku telah mengunyah Kemanisan-Nya Dalam pandangan yang jelas kulihat Dia berhadap-hadapan.

Warna Agama “Chinese Art and Greek Art”

Rasul pernah berkata, “Ada orang-orang yang melihatku di dalam cahaya yang sama seperti aku melihat mereka. Kami adalah satu. Walau tak terhubung oleh tali apapun, walau tak menghafal buku dan kebiasaan, kami meminum air kehidupan bersama-sama.” Inilah sebuah kisah tentang misteri yang tersimpan:

Sekelompok Tiongkok mengajak sekelompok Yunani bertengkar tentang siapa dari mereka adalah pelukis yang terhebat. Lalu raja berkata, “Kita buktikan ini dengan debat.” Tiongkok memulai perdebatan. Tapi Yunani hanya diam, mereka tak suka perdebatan. Tiongkok lalu meminta dua ruangan untuk membuktikan kehebatan lukisan mereka, dua ruang yang saling menghadap terpisah hanya oleh tirai. Tiongkok meminta pada raja beberapa ratus warna lagi, dengan segala jenisnya. Maka setiap pagi, mereka pergi ke tempat penyimpanan pewarna kain dan mengambil semua yang ada. Yunani tidak menggunakan warna, “warna bukanlah lukisan kami.” Masuklah mereka ke ruangannya lalu mulai membersihkan dan menggosok dindingnya. Setiap hari, setiap saat, mereka membuat dinding-dindingnya lebih bersih lagi, seperti bersihnya langit yang terbuka.

Ada sebuah jalan yang membawa semua warna menjadi ‘warna tak lagi ada’. Ketahuilah, seindah-indahnya berbagai jenis warna di awan dan langit, semua berasal dari sempurnanya kesederhanaan matahari dan bulan. Tiongkok telah selesai, dan mereka sangat bangga tambur ditabuh dalam kesenangan dengan selesainya lukisan agung mereka. Waktu raja memasuki ruangan, terpana dia karena keindahan warna dan seluk-beluknya. Lalu Yunani menarik tirai yang memisahkan ruangan mereka. Dan tampaklah bayangan lukisan Tiongkok dan semua pelukisnya berkilauan terpantul pada dindingnya yang kini bagaikan cermin bening, seakan mereka hidup di dalam dinding itu. Bahkan lebih indah lagi, karena tampaknya mereka selalu berubah warna. Seni lukis Yunani itulah jalan sufi. Jangan hanya mempelajarinya dari buku. Mereka membuat cintanya bening, dan lebih bening. Tanpa hasrat, tanpa amarah. Dalam kebeningan itu mereka menerima dan memantulkan kembali lukisan dari setiap potong waktu, dari dunia ini, dari gemintang, dari tirai penghalang. Mereka mengambil jalan itu ke dalam dirinya, sebagaimana mereka melihat melalui beningnya Cahaya yang juga sedang melihat mereka semua.

dia bernyanyi

Reguklah dalam-dalam cinta duniawi, agar bibirmu mampu mengecap anggur cinta yang lebih suci.

Aku mendengar dan terpikat; ruhku bergegas untuk merengkuh dekapan penerimaan Cinta, karena suara itu begitu manis. Terang Benderang

Kuingin dadaku terbelah oleh perpisahan Agar bisa kuungkapkan derita kerinduan cinta Setiap orang yang jauh dari sumbernya Ingin kembali bersatu dengannya seperti semula

Kuingin dadaku terbelah oleh perpisahan Agar bisa kuungkapkan derita kerinduan cinta Setiap orang yang jauh dari sumbernya Ingin kembali bersatu dengannya seperti semula.

Mencinta adalah mencapai Tuhan Takkan pernah lagi dada seorang Pencinta merasakan kesedihan Takkan pernah lagi jubah seorang Pencinta tersentuh kematian Takkan pernah lagi jazad seorang Pencinta ditemukan terkubur di tanah Mencinta adalah mencapai Tuhan

jangan tanya apa agamaku. aku bukan yahudi. bukan zoroaster. bukan pula islam. karena aku tahu, begitu suatu nama kusebut, kau akan memberikan arti yang lain daripada makna yang hidup di hatiku.

Kenapa aku harus mencari? Aku sama dengannya Jiwanya berbicara kepadaku Yang kucari adalah diriku sendiri!

“Wahai kegilaan yang membuai, Kasih ! Engkau Tabib semua penyakit kami ! Engkau penyembuh harga diri, Engkau Plato dan Galen kami !

Aku adalah kehidupan dari yang kucintai Apa yang dapat kulakukan hai orang-orang Muslim ? Aku sendiri tidak tahu. Aku bukan orang kristen, bukan orang Yahudi, bukan orang Magi, bukan orang Mosul, Bukan dari Timur, bukan dari barat, bukan dari darat, bukan dari laut, Bukan dari tambang Alama, bukan dari langit yang melingkar, Bukan dari bumi, bukan dari air, bukan dari udara, bukan dari api, Bukan dari singgasana, bukan dari tanah, dari eksistensi, dari ada, Bukan dari India, Cina, Bulgaria, Saqsee, Bukan dari kerajaan-kerajaan Irak dan Kurasan, Bukan dari dunia ini atau yang berikutnya; dari syurga atau neraka, Bukan dari Adam, Hawa, taman-taman syurgawi, atau firdausi, Tempatku tanpa tempat, jejakku tanpa jejak, Bukan raga atau jiwa; semua adalah kehidupan dari yang kucintai.

Lewat Cintalah semua yang pahit akan jadi manis, Lewat cintalah semua yang tembaga akan jadi emas, Lewat cintalah semua endapan akan jadi anggur murni, Lewat cintalah semua kesedihan akan jadi obat, Lewat cintalah si mati akan jadi hidup, Lewat cintalah Raja jadi budak.

Simbolisme Sufi

Pelukan dan ciuman adalah pesona-pesona cinta. Tidur adalah kontemplasi, Parfum adalah harapan untuk berkah Ilahi. Penyembah berhala berarti manusia dengan keyakinan murni, bukan kaum kafir. Anggur, yang dilarang oleh Nabi Muhammad kepada pengikutnya, digunakan sebagai sebuah symbol-kata oleh kaum Sufi untuk menunjuk pengetahuan spiritual, dan Penjual anggur berarti seorang pemandu spiritual. Sebuah Kedai minum adalah tempat dimana anggur cinta Ilahi memabukkan para musafir. Kemabukan berarti ekstase religius, Keriangan adalah kesenangan dalam cinta Sang Khaliq. Keindahan berarti keagungan Sang Kekasih. Rambut ikal dan Rambut berarti kemurnian yang menyelubungi wajah Kesatuan dari para pecinta-Nya. Pipi berarti esensi nama-nama dan sifat-sifat Ilahi. Bulu halus adalah dunia ruh-ruh suci yang paling dekat dengan Ketuhanan. Tahi lalat pada pipi adalah titik Kesatuan yang tak bisa dibagi. Obor adalah cahaya yang terpancar dalam hati oleh Sang Kekasih.

Lihat hanya Satu, katakan hanya Satu, kenal hanya Satu.

SEBERAPA JAUH ENGKAU DATANG!

Sesungguhnya, engkau adalah tanah liat. Dari bentukan mineral, kau menjadi sayur-sayuran. Dari sayuran, kau menjadi binatang, dan dari binatang ke manusia. Selama periode ini, manusia tidak tahu ke mana ia telah pergi, tetapi ia telah ditentukan menempuh perjalanan panjang. Dan engkau harus pergi melintasi ratusan dunia yang berbeda.

JALAN

Jalan sudah ditandai. Jika menyimpang darinya, kau akan binasa. Jika mencoba mengganggu tanda-tanda jalan tersebut, kau melakukan perbuatan setan. EMPAT LAKI-LAKI DAN PENERJEMAH

Empat orang diberi sekeping uang.

Pertama adalah orang Persia, ia berkata, “Aku akan membeli anggur.”

Kedua adalah orang Arab, ia berkata, “Tidak, karena aku ingin inab.”

Ketiga adalah orang Turki, ia berkata, “Aku tidak ingin inab, aku ingin uzum.”

Keempat adalah orang Yunani, ia berkata, “Aku ingin stafil.”

Karena mereka tidak tahu arti nama-nama tersebut, mereka mulai bertengkar. Mereka memang sudah mendapat informasi, tetapi tanpa pengetahuan.

Orang bijak yang memperhatikan mereka berkata, “Aku tidak dapat memenuhi semua keinginan kalian, hanya dengan sekeping uang yang sama. Jika kalian jujur percayalah kepadaku, sekeping uang kalian akan menjadi empat; dan keempatnya akan menjadi satu.”

Mereka pun tahu bahwa sebenarnya keempatnya dalam bahasa masing-masing, menginginkan benda yang sama, buah anggur.

AKU ADALAH KEHIDUPAN KEKASIHKU

Apa yang dapat aku lakukan, wahai ummat Muslim? Aku tidak mengetahui diriku sendiri. Aku bukan Kristen, bukan Yahudi, bukan Majusi, bukan Islam. Bukan dari Timur, maupun Barat. Bukan dari darat, maupun laut. Bukan dari Sumber Alam, bukan dari surga yang berputar, Bukan dari bumi, air, udara, maupun api; Bukan dari singgasana, penjara, eksistensi, maupun makhluk; Bukan dari India, Cina, Bulgaria, Saqseen; Bukan dari kerajaan Iraq, maupun Khurasan; Bukan dari dunia kini atau akan datang: surga atau neraka; Bukan dari Adam, istrinya Adam, taman Surgawi atau Firdaus; Tempatku tidak bertempat, jejakku tidak berjejak. Baik raga maupun jiwaku: semuanya adalah kehidupan Kekasihku …

BURUNG HANTU DAN ELANG RAJA

Seekor elang kerajaan hinggap di dinding reruntuhan yang dihuni burung hantu. Burung-burung hantu menakutkannya, si elang berkata, “Bagi kalian tempat ini mungkin tampak makmur, tetapi tempatku ada di pergelangan tangan raja.” Beberapa burung hantu berteriak kepada temannya, “Jangan percaya kepadanya! Ia menggunakan tipu muslihat untuk mencuri rumah kita.” DIMENSI LAIN

Dunia tersembunyi memiliki awan dan hujan, tetapi dalam jenis yang berbeda. Langit dan cahaya mataharinya, juga berbeda. Ini tampak nyata, hanya untuk orang yang berbudi halus — mereka yang tidak tertipu oleh kesempurnaan dunia yang semu.

MANFAAT PENGALAMAN

Kebenaran yang agung ada pada kita Panas dan dingin, duka cita dan penderitaan, Ketakutan dan kelemahan dari kekayaan dan raga Bersama, supaya kepingan kita yang paling dalam Menjadi nyata. KESADARAN

Manusia mungkin berada dalam keadaan gembira, dan manusia lainnya berusaha untuk menyadarkan. Itu memang usaha yang baik. Namun keadaan ini mungkin buruk baginya, dan kesadaran mungkin baik baginya. Membangunkan orang yang tidur, baik atau buruk tergantung siapa yang melakukannya. Jika si pembangun adalah orang yang memiliki pencapaian tinggi, maka akan meningkatkan keadaan orang lain. Jika tidak, maka akan memburukkan kesadaran orang lain. DIA TIDAK DI TEMPAT LAIN

Salib dan ummat Kristen, ujung ke ujung, sudah kuuji. Dia tidak di Salib. Aku pergi ke kuil Hindu, ke pagoda kuno. Tidak ada tanda apa pun di dalamnya. Menuju ke pegunungan Herat aku melangkah, dan ke Kandahar Aku memandang. Dia tidak di dataran tinggi maupun dataran rendah. Dengan tegas, aku pergi ke puncak gunung Kaf (yang menakjubkan). Di sana cuma ada tempat tinggal (legenda) burung Anqa. Aku pergi ke Ka’bah di Mekkah. Dia tidak ada di sana. Aku menanyakannya kepada Avicenna (lbnu Sina) sang filosuf Dia ada di luar jangkauan Avicenna … Aku melihat ke dalam hatiku sendiri. Di situlah, tempatnya, aku melihat dirinya. Dia tidak di tempat lain. MEREKA YANG TAHU, TIDAK DAPAT BICARA

Kapan pun Rahasia Pemahaman diajarkan kepada semua orang Bibir-Nya dijahit melawan pembicaraan tentang Kesadaran.

JOHA DAN KEMATIAN

Seorang anak laki-laki menangis dan berteriak di belakang jenazah ayahnya, ia berkata, “Ayah! Mereka membawamu ke tempat di mana tidak ada pelindung lantai. Di sana tidak ada cahaya, tidak ada makanan; tidak ada pintu maupun bantuan tetangga…”

Joha, diperingatkan karena penjelasan tampaknya mencukupi, berteriak kepada ayahnya sendiri:

“Orangtua yang dihormati oleh Allah, mereka diambil ke rumah kami!” KECERDASAN DAN PEMAHAMAN SEJATI

Kecerdasan adalah bayangan dari Kebenaran obyektif Bagaimana bayangan dapat bersaing dengan cahaya matahari? REALITAS SEJATI

Di sini, tidak ada bukti akademis di dunia; Karena tersembunyi, dan tersembunyi, dan tersembunyi. JIWA MANUSIA

Pergilah lebih tinggi — Lihatlah Jiwa Manusia! PELEPASAN MENIMBULKAN PEMAHAMAN

Wahai Hati! Sampai dalam penjara muslihat, kau dapat melihat perbedaan antara Ini dan Itu, Karena pelepasan seketika dari Sumber Tirani; bertahan di luar

DUA ALANG-ALANG

Dua alang-alang minum dari satu sungai. Satunya palsu, lainnya tebu. AKAN JADI APA DIRIKU?

Aku terus dan terus tumbuh seperti rumput; Aku telah alami tujuhratus dan tujuhpuluh bentuk. Aku mati dari mineral dan menjadi sayur-sayuran; Dan dari sayuran Aku mati dan menjadi binatang. Aku mati dari kebinatangan menjadi manusia. Maka mengapa takut hilang melalui kematian? Kelak aku akan mati Membawa sayap dan bulu seperti malaikat: Kemudian melambung lebih tinggi dari malaikat — Apa yang tidak dapat kau bayangkan. Aku akan menjadi itu.

RASUL

Rasul adalah mabuk tanpa anggur: Rasul adalah kenyang tanpa makanan. Rasul adalah terpesona, takjub: Rasul adalah tidak makan maupun tidur Rasul adalah raja di balik jubah kasar: Rasul adalah harta benda dalam reruntuhan. Rasul adalah bukan dari angin dan bumi: Rasul adalah bukan dari api dan air. Rasul adalah laut tanpa pantai: Rasul adalah hujan mutiara tanpa menalang. Rasul adalah memiliki ratusan bulan dan langit: Rasul adalah memiliki ratusan cahaya matahari. Rasul adalah bijaksana melalui Kebenaran: Rasul adalah bukan sarjana karena buku. Rasul adalah melebihi keyakinan dan kesangsian: Karena Rasul apakah ada ‘dosa’ atau ‘kebaikan’? Rasul berangkat dari Ketiadaan: Rasul telah tiba, benar-benar berangkat. Rasul adalah, Tersembunyi, Wahai Syamsuddin! Carilah, dan temukan – Rasul!

KEBENARAN

Nabi bersabda bahwa Kebenaran telah dinyatakan: “Aku tidak tersembunyi, tinggi atau rendah Tidak di bumi, langit atau singgasana. Ini kepastian, wahai kekasih: Aku tersembunyi di kaibu orang yang beriman. Jika kau mencari aku, carilah di kalbu-kalbu ini.” ILMU PENGETAHUAN

Pengetahuan akan Kebenaran lenyap dalam pengetahuan Sufi. Kapan manusia akan memahami ucapan ini?

DEBU DI ATAS CERMIN

Hidup/jiwa seperti cermin bening; tubuh adalah debu di atasnya. Kecantikan kita tidak terasa, karena kita berada di bawah debu. KERJA

Kerja bukan seperti yang dipikirkan orang. Bukan sekadar sesuatu yang jika sedang berlangsung, kau dapat melihatnya dari luar. Seberapa lama kita, di Bumi-dunia, seperti anak-anak Memenuhi lintasan kita dengan debu dan batu dan serpihan-serpihan? Mari kita tinggalkan dunia dan terbang ke surga, Mari kita tinggalkan kekanak-kanakan dan menuju ke kelompok Manusia. RUMAH

Jika sepuluh orang ingin memasuki sebuah rumah, dan hanya sembilan yang menemukan jalan masuk, yang kesepuluh mestinya tidak mengatakan, “Ini sudah takdir Tuhan.”

Ia seharusnya mencari tahu apa kekurangannya.

BURUNG HANTU

Hanya burung bersuara merdu yang dikurung. Burung hantu tidak dimasukkan sangkar UPAYA

Ikat dua burung bersama. Mereka tidak akan dapat terbang, kendati mereka tahu memiliki empat sayap.

PENCARIAN

Carilah mutiara, saudaraku, di dalam tempurung; Dan carilah keahlian diantara manusia di dunia.

TUGAS INI

Kau mempunyai tugas untuk dijalankan. Lakukan yang lainnya, lakukan sejumlah kegiatan, isilah waktumu secara penuh, dan jika kau tidak menjalankan tugas ini, seluruh waktumu akan sia-sia. KOMUNITAS CINTA

Komunitas Cinta tersembunyi diantara orang banyak; Seperti orang baik dikelilingi orang jahat. SEBUAH BUKU

Tujuan sebuah buku mungkin sebagai petunjuk. Namun kau dapat juga menggunakannya sebagai bantal; Kendati sasarannya adalah memberi pengetahuan, petunjuk, keuntungan. TULISAN DI BATU NISAN JALALUDDIN AR-RUMI

Ketika kita mati, jangan cari pusara kita di bumi, tetapi carilah di hati manusia.